J A S A P E M B U A T A N W E B S O L O

Bisnis adalah seni. Tak ada resep saklek untuk menjadikan sebuah bisnis sukses.

Memang, ada gilirannya beberapa prinsip harus dipegang. Seperti misalnya, hitung-hitungan yang tepat dan insting dalam melihat tren. Sisanya, tak ada aturan. Bagaimana bisnis berjalan atau dinamika bisnis itu sendiri merupakan seni.

Namun, bagaimana kalau kami bocorkan satu konsep yang membantu bisnis Anda? Konsep ini akan memperbaiki bisnis sebagai seni yang process oriented. Lalu, mengubahnya menjadi bisnis yang sifatnya result oriented.

Dengan konsep ini, Anda bisa memaksimalkan promosi dan melihat hasilnya dalam bentuk pendapatan. Bukan jor-joran promosi yang semata hanya bakar uang. Bukan pula coba-coba yang nanti tidak ada hasilnya.

Jadi, apa konsep yang kami maksud? Anda pasti sudah bisa menebaknya. Ya, ia adalah marketing funnel. Apa itu marketing funnel dan bagaimana cara menerapkannya di bisnis Anda? Pertanyaan itu akan terjawab sebentar lagi.

So, let’s check this out!

Apa itu Marketing Funnel?

Marketing funnel atau sales funnel adalah bentuk lain dari customer journey. Marketing funnel dan customer journey sama-sama menjelaskan proses seseorang dari tidak mengenal brand, mengenal, menimbang-nimbang, melakukan pembelian, menilai produk, hingga menjadi pelanggan setia.

Lalu, apa perbedaan antara marketing funnel / sales funnel dengan customer journey?

Marketing funnel punya visualisasi seperti corong. Corong ini menunjukkan jumlah orang yang terlibat dalam setiap tahapan marketing. Di tahap awal, audiens yang dijangkau jumlahnya banyak. Semakin ke belakang, jumlahnya akan semakin sedikit.

Misalnya saja, di tahap awal promosi. Anda bisa menjangkau sangat banyak orang. Setidaknya, orang-orang yang Anda sasar bisa tahu nama brand dan produk yang Anda jual.

Akan tetapi, dari sekian banyak itu, berapa yang tertarik untuk tahu lebih dalam soal brand? Berapa banyak yang ingin membelinya? Seberapa jumlah orang yang benar-benar membeli? Lalu, berapa orang yang pada akhirnya menjadi pelanggan setia?

Jawabannya bisa ditebak. Pasti lebih sedikit. Maka dari itu, visualisasi dalam bentuk corong adalah hal yang tepat.

Nah, bagian jumlah itulah yang tak terkover dalam customer journey. Customer journey fokus menggambarkan proses yang ditempuh calon pelanggan dalam mengenal, mencari tahu lebih dalam, membeli produk, hingga akhirnya menjadi pelanggan tetap.

Customer journey mendokumentasikan channel apa saja yang diakses audiens dalam proses itu. Apakah mereka mengenal bisnis dari iklan Google Ads, rekomendasi teman, atau sosial media? Apakah calon pelanggan mencari tahu produk dari website, review produk di YouTube, atau testimoni pelanggan?

Jadi, bisa dibilang marketing funnel bisa mencakup dua hal penting dalam sebuah perjalanan pelanggan. Pertama, marketing funnel bisa menjelaskan aspek kuantitas atau jumlah target pasar. Kedua, marketing funnel juga sekaligus menjelaskan customer journey secara deskriptif.

Mengapa Marketing Funnel Penting?

Jawabannya mudah saja. Lewat marketing funnel, Anda bisa betul-betul paham bagaimana calon pelanggan tahu soal brand dan akhirnya memutuskan membeli produk.

Ketika memahami semua prosesnya, Anda bisa mengenali langkah mana yang sudah optimal. Pun, demikian juga dengan langkah-langkah yang belum maksimal. Kemudian, Anda bisa memperbaiki strategi marketing di tahapan yang kurang optimal.

Pada intinya, Anda berusaha meningkatkan kemungkinan konversi di tiap tahapan customer journey. Sehingga, dalam proses mengenal brand, calon pelanggan bisa semakin yakin dan kemudian mantap membeli produk Anda.

Dengan pendekatan ini, kemungkinan besar Anda bisa lebih efektif dalam menjalankan strategi marketing. Anda tahu benar channel mana yang perlu dipakai, mana pula yang perlu ditinggalkan.

Lewat konsep ini juga, Anda bisa terhindar membuang uang untuk upaya promosi yang percuma. Jadi makin tertarik untuk belajar marketing funnel, kan? Di bagian selanjutnya, kami akan bahas langkah-langkah detil dalam marketing funnel.

Langkah-Langkah dalam Marketing Funnel/Sales Funnel

Sebetulnya, setiap bisnis memiliki tahapan marketing funnel yang berbeda. Ada yang tahapannya panjang. Akan tetapi, ada pula yang marketing funnelnya pendek.

Semua itu tergantung dari jenis produk atau layanan, channel yang digunakan, data analytics yang diinginkan, sampai dengan platform penjualan yang dipakai.

Misalnya saja, funnel marketing yang berisi sembilan langkah seperti ini:

Marketing funnel di atas, benar-benar menjabarkan setiap proses yang dilalui target pasar. Bagi sebagian orang, gambaran di atas dibilang terlalu detail dan agak menyulitkan.

Sebab, terkadang antara satu tahap ke tahapan lain agak sulit dibedakan batasannya. Apalagi ketika channel marketing yang digunakan sama antara satu tahap ke lainnya.

Namun, jika Anda betul-betul butuh memetakan proses marketing ━ funnel di atas sangat tepat untuk Anda pakai.

Beda lagi dengan funnel di atas ini. Sales funnel di atas membentuk corong sempit di bagian trial / demo, quote, dan sale. Kemudian disambung dengan corong lebar bertuliskan repeat customer dan evangelizer.

Artinya, dari penjualan lah Anda bisa mendapatkan pelanggan setia. Lalu, pelanggan setia Anda merekomendasikan produk kepada teman-temannya. Teori ini sesuai dengan survei bahwa 92 persen orang membutuhkan review teman sebelum melakukan pembelian produk.

Bentuk funnel macam ini juga lebih realistis dibandingkan funnel pada umumnya. Funnel di atas menggarisbawahi siklus bisnis yang terus berputar. Dari tidak tahu, tahu, mau membeli, jadi pelanggan setia, merekomendasikan ke teman-teman, hingga akhirnya mengulangi tahapan funnel paling awal.

Lalu, terakhir adalah contoh funnel marketing berbasis analytics website. Prinsipnya sama saja kalau boleh dibilang. Hanya, setiap tahapan didefinisikan dengan lebih konkret.

Tahapan awal dihitung dari jumlah user membuka website. Tahapan selanjutnya, consideration atau pertimbangan, dihitung dari jumlah sesi tiap halaman produk.

Kemudian bagian decision atau keputusan dihitung dari jumlah user yang memasukkan produk ke keranjang belanja. Finalnya, purchase atau pembelian dilihat dari jumlah user yang menyelesaikan transaksi.

Alih-alih membahas semua jenis dan variasi marketing funnel, kami akan membahas lima langkah-langkah penting di marketing funnel. Mau apa saja jenis industri, produk atau layanan, platform, dan data yang dicari ━ Anda pasti bisa menemui kelima langkah ini:

  • Awareness / Sadar ━ tahap di mana konsumen sadar barang apa yang ia inginkan atau butuhkan. Misalnya, Adi menonton banyak panduan olahraga di gym dan terpengaruh teman-temannya untuk ikut gym. Barulah ia sadar kalau ia membutuhkan sepatu baru sebelum membayar membership gym.
  • Consideration / Menimbang-nimbang ━ tahap konsumen mencari info lebih banyak soal produk yang diinginkan. Termasuk dalam tahap ini adalah membanding-bandingkan satu merek dengan merek lainnya. Begitu pula yang dilakukan dengan Adi. Mungkin ia mensurvei berbagai jenis sepatu dan merek. Melihat kelebihan dan kekurangan, bahannya, serta harga sepatu.
  • Purchase / Membeli ━ konsumen memutuskan produk terbaik untuk dibeli.
  • Retention / Membeli lagi ━ konsumen merasa puas dengan pembelian pertama. Selanjutnya, konsumen memutuskan untuk kembali membeli produk.
  • Advocacy / Testimoni ━ karena selalu puas, konsumen menjadi loyal. Ia memberi testimoni bagus dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang-orang terdekatnya.

Tips Optimasi Marketing Funnel dalam Bisnis Anda

Sekedar tahu marketing funnel saja tidak cukup. Toh, bagaimana caranya Anda memaksimalkan bisnis hanya dengan tahu tahap-tahapan orang mengenal bisnis Anda?

Nah, di sinilah bagian menarik baru dimulai. Pada bagian ini, Anda akan kami bocorkan hasil analisis kami soal channel marketing tepat dalam marketing funnel.

Dengan mengenali channel marketing di tiap bagian marketing funnel, Anda tahu tahapan mana yang “bocor” dan perlu “ditambal”.

Di bawah ini, Anda bisa temukan strategi marketing yang cocok di tiap tahap customer journey. Ketika Anda berhasil memaksimalkan presence di tiap tahapnya, Anda bisa pastikan calon pelanggan takkan melirik ke kompetitor.

1. Awareness / Sadar

Awareness adalah tahap paling krusial dalam promosi bisnis. Tahap awal ini mengijinkan Anda menjangkau sebanyak mungkin calon pelanggan. Semakin banyak audiens yang disasar, semakin besar kemungkinan Anda meraup keuntungan.

Maka rasanya tak aneh, kalau banyak pemain baru dalam bisnis yang mencurahkan budget besar untuk promosi di tahap awal. Sayangnya, kalau tak cukup pintar budget itu bisa terbuang percuma.

Untuk itu, Anda harus ingat dua hal. Pertama, apapun upaya promosi yang Anda lakukan, pastikan itu meningkatkan brand awareness. Setidaknya Anda harus menjawab tiga pertanyaan calon pelanggan di tahap ini:

  1. Siapa Anda? Apa yang Anda jual?
  2. Kenapa target pasar harus peduli pada produk yang ditawarkan?
  3. Apa yang target pasar dapatkan ketika memakai produk? Apa yang target pasar lewatkan ketika tidak memakai produk?

Lalu, kedua, pastikan Anda sudah memiliki target pasar yang spesifik. Tanpa target yang spesifik, sama saja artinya Anda tak menyasar siapa-siapa.

Setelah memegang dua hal di atas, saatnya bicara soal cara promosi yang tepat. Di sini, kami merekomendasikan dua cara promosi. Keduanya adalah lewat content marketing dan traditional public relations.

Content marketing

Content marketing adalah strategi marketing yang melibatkan pembuatan dan penyebaran konten. Lewat konten yang dibuat bisnis, target pasar memiliki lebih banyak informasi dan bisa mengedukasi dirinya sendiri.

Selain tahu lebih dalam soal produk yang ditawarkan, target pasar mendapatkan nilai tambah dari konten Anda. Mereka jadi betul-betul memahami apa yang mereka butuhkan. Lalu, mereka juga mendapatkan tips dan pertimbangan sebelum membeli kebutuhan itu.

Jadi, di tahap awal ini, jangan pernah buru-buru melakukan hard selling. Anda tak perlu membanjiri target dengan info seputar fitur dan kelebihan produk. Apalagi sampai memaksa mereka untuk membeli di saat itu juga.

Seperti PDKT dalam hubungan, posisikan Anda sebagai “pendengar” yang baik. Buat konten yang memperlihatkan bahwa Anda peduli dan tahu betul yang dibutuhkan oleh si target. Baru setelah target tertarik, Anda bisa lanjutkan ke tahap berikutnya.

Lalu seperti apa konten yang dimaksud? Baca 50+ Topik Blog untuk Menarik Pengunjung. Intip juga artikel 7 Langkah Membuat Strategi Content Marketing Untuk Bisnis jika Anda tertarik belajar content marketing secara menyeluruh.

Traditional public relations

Tipikal promosi satu ini harusnya Anda lebih familiar. Mulai dari iklan di televisi, di media cetak, radio, baliho, bahkan merambah ke media sosial. Termasuk dalam cara ini adalah membuat event dan kerja sama sponsorship.

Apapun cara promosi yang Anda pilih, lagi-lagi pastikan brand awareness dan informasi penting soal brand Anda bisa tercakup.

2. Consideration / Menimbang-nimbang

Katakanlah Anda sudah berhasil menarik perhatian target pasar di tahap awareness. Kini saatnya melanjutkan perkenalan ke tahap berikutnya, consideration atau menimbang-nimbang.

Untuk tahap ini, bolehlah Anda sedikit pamer dengan fitur dan kelebihan produk. Sebab, Anda bukan satu-satunya yang sedang dilirik calon konsumen. Di tahap ini, konsumen sedang membanding-bandingkan produk Anda dengan kompetitor.

Maka dari itu, menggarisbawahi kelebihan dan fitur produk adalah hal yang tak bisa ditawar. Supaya membuatnya tidak terlalu agresif, coba tetap praktikkan nilai customer oriented.

Alih-alih bilang, “Produk saya paling bagus karena A, B, C, D.” Ubah kalimat promosi menjadi, “Anda akan mendapatkan A karena produk ini bisa menawarkan B, C, D.”

Bahkan, Anda bisa meyakinkan target dengan menjual imajinasi atau impian seputar produk. Misalnya, Anda bisa menjual gambaran rumah bersih dan pemilik rumah senang. Daripada bicara soal kandungan pembersih lantai dan keampuhannya.

Di bawah ini, Anda bisa menemukan channel marketing untuk tahap consideration. Ditambah, faktor lain yang mempengaruhi calon konsumen di tahap ini.

Blog

Blog ialah media marketing yang ampuh untuk bisnis. Adanya blog bisnis bisa meningkatkan trafik website hingga 55 persen. Halaman blog bisnis juga punya kemungkinan empat kali lipat untuk terindeks Google. Ini berarti, ada kemungkinan hingga empat kali lipat untuk bisnis Anda ditemu pelanggan potensial.

Lalu konten macam apa yang perlu dibuat?

Satu, tentu saja konten yang menjabarkan fitur dan kelebihan produk. Standar saja.

Kedua, konten tips untuk memilih produk atau layanan tertentu. Untuk konten ini, Anda bisa memberikan tips-tips umum. Dari tips umum lalu Anda sambungkan ke kelebihan dan fitur produk. Dengan begitu, upaya promosi bisa jauh lebih elegan.

Ketiga, tips, trik, dan inspirasi penggunaan produk. Konten macam ini akan memantapkan calon konsumen dalam membeli produk. Sebab, mereka jadi tak kehabisan ide untuk memakai produk. Misalnya, konten resep untuk produk bahan makanan. Bisa juga inspirasi gaya busana untuk produk fashion.

Media Sosial

Social media marketing merupakan cara promosi yang paling populer. Untuk berpromosi lewat medium ini sebetulnya cukup simpel.

Anda hanya perlu membuat konten yang relevan, mempublikasikannya secara konsisten, dan terus menjalin hubungan dengan pengikut di media sosial. Ketika Anda memegang ketiga cara tersebut, bisa dipastikan kepopuleran bisnis Anda kian bertambah.

Untuk tahu lebih lengkap soal marketing media sosial, coba baca: Panduan Lengkap Social Media Marketing 2019. Kami juga membahas strategi khusus marketing via Twitter di Strategi Jitu Memulai Twitter Marketing.

Website

Keputusan untuk membeli tak hanya didasarkan pada produk saja. Sering kali, calon pelanggan juga menimbang bagaimana pelayanan dan user experience ketika proses menjajaki produk. Itu mengapa, website juga penting untuk Anda perhatikan.

Untuk meningkatkan user experience, Anda perlu perhatikan tiga elemen berikut:

  1. Desain dan foto website. Keduanya harus menarik dan memberikan gambaran jelas soal produk yang Anda jual. Baca tips memilih foto desain web dan format gambar yang pas untuk web;
  2. Perhatikan kecepatan website. Website yang terlalu lama load bisa ditinggalkan calon pembeli. Cek kecepatan web dengan salah satu di antara 10 tools gratis ini. Lalu beralih lah ke Hosting WordPress Niagahoster untuk dapatkan akses web dari server tercepat di dunia, Litespeed;
  3. Rutin lakukan A/B Testing untuk meningkatkan conversion rate.

Email Marketing

Faktanya, tak semua calon pelanggan siap membeli saat berkunjung ke toko online Anda. Padahal, mereka bisa saja sangat tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Karena itu coba jalin hubungan jangka panjang dengan calon pelanggan. Bagaimana caranya? Dengan menerapkan email marketing ke salah satu strategi promosi Anda.

Cara ini bisa menjangkau calon pelanggan dalam jangka panjang. Bahkan, ketika mereka tak sempat lagi bersinggungan dengan konten yang Anda buat di media sosial. Jadi, tak heran kalau 69 persen bisnis fokus mengumpulkan pelanggan potensial ini dan menggarapnya agar terkonversi.

Jika Anda tertarik untuk menerapkan strategi ini, ada dua lagi yang perlu disiapkan:

  1. Lead-generation landing page. Cari tahu contoh-contoh landing page dari bisnis kelas dunia dan cara membuat landing page di artikel blog Niagahoster.
  2. Newsletter. Ini merupakan konten email yang dikirimkan ke pelanggan. Kami sempat membahas contoh-contoh newsletter yang bisa Anda jadikan inspirasi. Berikut juga tutorial Mailchimp untuk membuat newsletter dan mengirimkan email.

3. Purchase / Membeli

Di tahap pembelian, fokus Anda hanya memastikan agar proses transaksi berjalan cepat dan lancar. Untuk itu, Anda tak perlu memberikan terlalu banyak opsi atau tombol di halaman check-out. Tak usah juga menyambungkan halaman itu pada konten-konten yang kurang relevan.

Sebab, pada tahapan purchase inilah Anda sedang berpacu dengan waktu. Ketika proses pembelian terlalu lama, Anda berisiko kehilangan konsumen. Mereka bisa saja berubah pikiran di tengah jalan ketika ingin menyelesaikan transaksi.

Selain perkara tampilan, desain, dan user interface, ada beberapa hal lain yang bisa dicoba untuk melancarkan customer journey di tahap purchase. Hal yang kami bicarakan adalah soal promo, upselling, reminder, dan live chat.

Promo

Tidak ada orang yang tak menyukai promo. Jadi, jelaslah sudah ━ promo bisa mengundang banyak orang untuk menengok bisnis Anda. Toh, faktanya memang begitu. Sebanyak 93 persen orang mengenal bisnis dari promo yang ditawarkan.

Kalau tak terlalu membebani bisnis, cobalah untuk menerapkan promo dan diskon sebagai strategi marketing. Anda bisa pakai momen-momen penting seperti peringatan hari tertentu, tanggal cantik, atau momen awal bulan.

Upselling

Supaya nominal transaksi bertambah besar, Anda dapat melakukan upsell kepada konsumen. Artinya, Anda menawarkan produk-produk pelengkap dari barang yang dibeli konsumen.

Misalnya saja, Anda menawarkan tambahan kaos kaki untuk sepasang sepatu yang dibeli. Opsi lain adalah menawarkan strap jam tangan untuk produk jam tangan yang dibeli.

Kalau Anda mau sedikit “agresif”, upsell ini bisa dilakukan dalam bentuk bundle. Jadi, Anda menjual produk dalam bentuk paketan dengan harga lebih miring dibanding ketika dibeli satuan.

Reminder

Cara lain untuk memperlancar tahap purchasing adalah mengirimkan reminder. Soalnya, sering kali pengunjung lupa untuk menyelesaikan transaksi pembelian. Apalagi dalam kasus promo di mana mereka biasanya terburu-buru sekedar untuk memasukkan barang incaran ke keranjang belanja.

Alih-alih membuatnya galak dan terdengar seperti menagih, Anda bisa buat pengingat yang lebih ramah. Misalnya, coba kata-kata seperti: “Oh..oh… Ada yang ketinggalan :(“ atau “Apa Anda lupa sesuatu?” dan sebagainya. Sesuaikan kata-kata pengingat dengan niche dan customer persona bisnis Anda.

Lebih bagus lagi, kalau Anda buat visual yang menarik untuk menemani kata-kata itu. Visual ini tentunya akan membantu Anda mencuri perhatian konsumen. Selain juga, menampilkan kesan yang ramah ke konsumen.

Live chat

Live chat merupakan fitur yang harus ada di website bisnis Anda. Mengapa? Sebanyak 77 persen kustomer mengaku takkan membeli produk di web yang tak menawarkan fitur live chat. Survei yang berbeda juga mengungkap 63 persen cenderung kembali berkunjung ke web yang memiliki live chat.

Menambahkan fitur satu ini sebetulnya sangat mudah. Apalagi kalau Anda menggunakan website berbasis WordPress. Anda tinggal instal plugin tambahan saja. Kami pernah membahas lima plugin chat di WordPress. Anda boleh pilih salah satu.

4. Retention / Membeli lagi

Lebih mudah mendapatkan uang dari pelanggan lama dibanding mencari pelanggan baru. Itu bukan isapan jempol semata. Sebuah survei mengungkap 80 persen keuntungan bisnis didapat dari 20 persen pelanggan lama. Bukankah ini menarik?

Untuk mengundang pelanggan lama membeli lagi, biasanya sebuah bisnis tergantung pada kualitas produk dan layanan. Ya, itu sesuatu yang tak bisa diganggu gugat. Jadi, di sini kami berikan sedikit tips teknis yang mampu memancing pelanggan lama berbelanja kembali:

Reward / Poin

Mengumpulkan poin belanja merupakan strategi rentention yang paling umum dipakai. Setiap pembelian nominal tertentu dan kelipatannya, konsumen mendapatkan sejumlah poin. Nantinya poin tersebut bisa ditukar dengan produk atau hadiah tertentu.

Rekomendasi produk

Cara lain untuk menarik pelanggan lama adalah mengirimkan rekomendasi produk. Bukan sembarang rekomendasi yang ditawarkan, tapi rekomendasi berdasar produk yang pernah dibeli. Strategi macam ini terasa lebih personal bagi penerima rekomendasi.

Pusat bantuan

Tips satu ini adalah fungsi kepanjangan dari fitur live chat di web. Live chat seharusnya juga merangkap jadi pusat bantuan bagi pelanggan. Ketika ada kesulitan, pertanyaan, atau bahkan keluhan ━ pelanggan dapat dengan mudah menjangkau Anda.

Adanya pusat bantuan akan mengurangi komplain di media sosial. Sesuatu yang sebaiknya Anda hindari karena berisiko merusak reputasi Anda.

Advocacy / Testimoni

Tahap advokasi merupakan tahap akhir dalam marketing funnel. Akan tetapi, di saat bersamaan, ia juga membuka peluang untuk funnel baru. Bagusnya lagi, funnel baru ini terbentuk karena pelanggan. Apalah yang lebih sakti dibanding rekomendasi pelanggan yang puas?

Pada bagian akhir ini, kami hanya akan membantu Anda mengubah pengalaman pelanggan menjadi funnel marketing baru.

Review

Review, promosi mulut ke mulut, testimoni, apapun itu namanya ━ terbukti ampuh mendatangkan pelanggan baru.

Anda memang tak bisa mengontrol isi review atau respons orang terhadap review tersebut, akan tetapi Anda dapat menyediakan wadah agar review tersebut dilihat pengunjung web atau pelanggan potensial.

Ingat! Sebanyak 70 persen orang mengandalkan review untuk memutuskan membeli barang atau tidak. Jadi, pastikan Anda memiliki kolom khusus untuk menampilkan review pelanggan.

Untuk tambahkan kolom yang dimaksud tidaklah sulit. Di web berbasis WordPress, Anda cukup tambahkan plugin komentar. Cari plugin yang paling cocok dengan Anda dengan baca ulasan plugin review.

Referral

Menerapkan program referral adalah cara lain untuk memulai funnel marketing baru. Berbeda dengan review yang sifatnya organik, sistem referral memberikan insentif pada pelanggan yang menyebarkan kode referral.

Strategi ini bisa dikatakan menyenangkan semua orang. Anda, sebagai pemilik bisnis, dapat pelanggan baru. Pun, begitu pula refferer yang mendapatkan komisi dari penjualan produk.

Niagahoster juga menerapkan strategi ini dalam format program afiliasi. Cek Afiliasi Niagahoster untuk tahu potensi kerja sama yang menghasilkan keuntungan.

Reseller

Serupa tapi tak sama. Reseller juga sama-sama menguntungkan bagi pemilik bisnis sekaligus “promotor” bisnis Anda.

Bedanya, si promotor bukan mendapat komisi. Ia melainkan dapat hak untuk menjual kembali produk Anda. Bisa dengan merek yang dibuatnya sendiri, bisa juga dengan merek yang Anda miliki. Itu terserah kesepakatan Anda dengan promotor.

Prinsipnya, sistem ini agak mirip dengan dropshipping.

Kesimpulan

Sampai lah Anda pada akhir artikel ini. Lewat artikel ini, Anda tahu strategi macam apa yang bisa diterapkan untuk tiap tahapan marketing funnel. Kira-kira beginilah kalau dirangkum dalam beberapa poin:

  • Awareness / Sadar ━ content marketing, iklan, event, dan kerja sama sponsorship.
  • Consideration / Menimbang-nimbang ━ blog, media sosial, website, dan email marketing.
  • Purchase / Membeli ━ promo, upselling, reminder, dan live chat.
  • Retention / Membeli lagi ━ reward, rekomendasi produk, dan pusat bantuan.
  • Advocacy / Testimoni ━ review, referral, dan reseller.

Semoga artikel panjang ini membantu Anda mengoptimalkan strategi marketing Anda. Kalau Anda ingin tahu lebih lengkap soal tips jualan online, silakan cek artikel 10 Tips Sukses Jualan Online 2019 dan download ebook 9 Channel Marketing Terbaik.

 

Jasa-Pembuatan-Website-Solo
Jasa-Pembuatan-Website-Solo

 


Jasa Optimasi SEO Solo:

Jasa SEO Solo, Jasa Pembuatan Website Solo, Buat Website Solo, Pembuatan Toko Online Solo, Toko Online Solo, Desain Web Solo, Desain Grafis Solo, Pembuatan Online Shops Solo, Desain Solo, Web Solo, Website Solo, Pelatihan Website Solo, Kursus Web Solo, Kursus SEO Solo

Solo Desain merupakan layanan jasa di bidang jasa desain website dan pembuatan toko online di Solo dengan fitur modern, gratis domain, hosting cepat, responsive, support SEO. Kami juga melayani jasa optimasi website / jasa seo untuk meletakan website di halaman depan google.

Jasa Pembuatan Website dan SEO

Solo Desain merupakan penyedia jasa pembuatan website terbaik di kota Solo (Surakarta), Jawa Tengah. Kami melayani jasa desain website, jasa web developer, jasa buat toko online, jasa pembuatan website pemerintahan, jasa pembuatan website portal berita, jasa pembuatan website sekolahjasa pembuatan website hotel, jasa pembuatan website rumah makan, jasa pembuatan website properti, jasa pembuatan website wisata, jasa optimasi SEO dll. GRATIS DOMAIN dan HOSTING.

Kursus Pembuatan Website & Internet Marketing

Solo Desain adalah pusat tempat Kursus Website, web designSEO, optinasi website, sosial media marketing dll. Kursus web design dan optimasi website di Solo Desain Anda akan mampu membuat dan mendesign website profesional. Telah banyak lulusan Solo Desain yang web design nya bagus dan profesional.

Related Post